22 Pt.2

✨
2 min readSep 29, 2022

Rasakan Jumat di akhir bulan. Menaiki mesin udara jauh-jauh dan bertemu aku. Pulang-pulang marah-marah. Masih aku si salah. Harus cross-check siapa duluan beri pupuk yang disiram. Masih saja hujan-hujan pinjam bulan Juni.
Senang-senang percikan air. Lama-lama dilamain. Ini bukan konjungsi yang dipaksa-paksa, direka-reka.

Riilmin.

Dibatas pintu coklat dan hijau pucat itu, 1943 berdiri. Menitipkan manis-manis untuk bunga-bunga kecil kita. Oo kukira hanya sendiri, ternyata masih saudara. Maaf kubilang, aku taktahu. Aaaa rindunya. Manisnya mereka, menarik-narik aku untuk masuk ke dalam. Cerita-cerita masih suka menangis katanya aaaa cium pipi bunga-bunga terpotret di galeri.

Tapi,
buru-buru sudah kubilang begitu. Begitu terus sampai pulang lagi sayonara. Bolak-balik merengut seperti pantek ada yang bilang. Haha haha saja aku meresponsnya. Ooalah, masih saja binatang jalang.

Sakitnya sakit kah? Tentu masih terbaik aku walau banyak walau. Meski jauh meski cinta bohong. Tidak relate aku Cinta Melulu walau aku jingkrak-jingkrak di konsermu. Masihlah terbaik aku, ooo kosong delapan minus satu, dari terburuk pilihanmu di jiwamu putih biru abu.

Asal kau tau itu. Huwek.

The Sigit on stage. This pict’s mine. The songs r really click on click on fire since the day im on track. Udah lama bgt jaman jamet. 2000an is meh. Bukan pas we met. Huwek Pt.2

--

--